Arsip Blog

Jumat, 12 Desember 2008

Penguasa Zhalim Penentu Para Imam Empat Mazhab







Yang menunjukkan kita bahwa para Imam Mazhab yang empat dari Ahlussunnah mereka juga telah menyimpang dari Kitabullah dan sunah Nabi saww yang mewajibkan atas mereka untuk mengikuti keuarga Nabi saww yang suci ialah kita tidak mendapati satu orang dari mereka yang memuliakan dan menumpang pada perahu Ahlulbait dan mengenal imam zamannya. Inilah Abu Hanifah yang pernah belajar pada Imam Shadiq yang telah termasyhur dengan ucapannya, “Seandainya tidak karena dua tahun (yakni belajar pada Imam Shadiq) niscaya binasalah Nu’man (Abu Hanifah).” Kita dapati dia telah menciptakan satu mazhab yang berdiri atas qias dan beramal dengan dasar pendapat yang berlawanan dengan nas-nas yang jelas.

Dan inilah Malik yang pernah belajar dari Imam Shadiq, dan ucapannya telah diriwayatkan yakni, “Tidak ada mata yang dapat melihat dan tidak ada telinga yang dapat mendengar serta pikiran yang melintas akan adanya orang yang lebih pandai dan lebih berilmu selain dari Ja’far ash-Shadiq.” Kita dapati ia telah menciptakan satu mazhab dalam Islam dan ia meninggalkan Imam zamannya yang ia sendiri telah menyatakan bahwa dia lebih berilmu dan lebih pandai dimasanya. Dan ia telah tergoda oleh para penguasa zhalim Abasiyah dan mereka menamakan dirinya sebagai Imam Darul Hijrah (Imam Madinah). Maka selain itu Malik menjadi orang yang memiliki kebesaran dan kekuasaan serta pengaruh dan penghormatan.

Dan juga inilah Syafi’i yang disangkakan bahwa dia mengikuti Ahlulbait, maka ia telah mengatakan tentang hak mereka dalam bait-bait syairnya yang termasyhur :

Hai Ahlulbait Rasulullah,

mencintai kalian adalah fardu dari Allah,

tersebut dalam Al-Qur’an yang telah diturunkan.

Cukuplah merupakan keagungan karunia bagi kalian,

bahwa orang yang tidak berselawat atas kalian,

tidaklah akan diterima shalatnya.

Sebagaimana pujiannya terhadap Ahlulbait as yang termasuk dalam bait berikut ini :

Tatkala aku melihat manusia binasa dengan mazhabnya

dalam lautan kedurakaan dan kejahilan, maka atas nama Allah, aku menumpang bahtera keselamatan, yakni Ahlulbait al-Musthafa, Pengulu para Rasul. Dan aku pegang erat tali Allah, yaitu mencintai mereka, sebagaimana telah diperintahkan berpegang pada tali itu.

Dan ucapannya yang termasyhur yakni. “Jika Rafidhi itu adalah mencintai keluarga Nabi Muhammad saww, maka saksikanlah wahai jin dan manusia bahwa aku ini adalah Rafidhi.

Jika jin dan manusia menyaksikan bahwa dia Rafidhi, mengapa dia tidak menolak mazhab-mazhab yang berdiri menentang Ahlulbait, bahkan dia sendiri telah mengadakan mazhab lain yang menyangkut namanya dan dia meninggalkan para imam Ahlulbait yang sezamannya...?

Dan inilah Ahmad bin Hanbal yang telah memasukkan ‘Ali ke dalam empat Khalifah dan yang telah menggolongkan dalam kelompok Rasyidin setelah dulunya diingkari dan yang telah menulis tentangnya kitab Fadhail dan yang telah termasyhur ucapannya, “Tidak seorang dari para sahabat yang memiliki keutamaan dengan sanad yang shahih seperti Imam ‘Ali as.” Tapi dia sendiri telah menciptakan satu mazhab di dalam Islam yang namanya mazhab Hambali, tetapa pun para ulama dimasanya menyatakan bahwa dia bukan orang yang faqih. Syekh Abu Zuhrah telah menyatakan, “Sesungguhnya kebanyakan orang-orang yang terkemuka tidaklah menganggap Ahmad bin Hanbal termasuk golongan fuqaha, seperti Ibnu Qutaibah padahal dia adalah orang yang sangat terdekat zamannya dan juga Ibnu Jari at-Thabari dan yang lainnya.”[1]

Kemudian datanglah Ibnu Taimiyah, dan ia mengangkat bendera mazhab Hambali dan ia memasukkan di dalamnya beberapa pandangan baru yang mengharamkan ziarah kubur dan mendirikan bangunan di atasnya, dan bertawassul dengan Nabi saww dan Ahlulbaitnya, menurutnya semuanya itu adalah syirik. Demikian itulah keempat mazhab beserta para Imam mereka dan ucapan-ucapan yang disandarkan pada mereka tentang hak keluarga suci dari Ahlulbait Nabi saww.

Adapun tentang apakah mereka telah mengatakan perkara yang mereka tidak laksanakan, dan itu adalah merupakan kemurkaan yang besar di sisi Allah, atau mereka sebenarnya tidak mengadakan mazhab-mazhab tersebut tapi para pengikutnya yang dari para pengekor Umawiyah dan Abasiyah adalah yang telah membina mazhab-mazhab itu dengan bantuan para penguasa zalim, kemudian mereka menyandarkannya kepada dirinya setelah wafat mereka. Inilah yang insya Allah akan kita ketahui dalam pembahasan mendatang.

Aapakah kalian tidak heran terhadap mereka para imam itu yang hidup sezaman dengan para Imam al-Huda dari Ahlulbait, kemudian mereka menyimpang dari jalannya yang lurus dan tidak mengambil pelita dari cahayanya serta tidak mengemukakan hadis yang berasal dari datuknya Rasulullah saww, bahkan mereka mengutamakan Ka’ab seorang pendeta Yahudi dan Abu Hurairah ad-Dausi yang pribadinya telah dikatakan oleh Amirul Mukminin Imam ‘Ali as, dengan pernyataannya, “Sesungguhnya orang yang paling dusta pada Rasulullah adalah Abu Hurairah ad-Dausi.” Sebagaimana hal itu telah dikatakan pula oleh ‘Aisyah binti Abu Bakar.

Dan mereka lebih mengutamakan Abdullah bin Umar orang Nashibi yang terkenal kebenciannya ia membaiat pemimpin kesesatan al-Hajjaj bin Yusuf. Dan mereka mengutamakan Amr bin Ash mentrinya Muawiyah dalam kedurhakaan dan kemunafikan. Apakah Anda tidak heran, bagaimana mereka para imam itu dapat melapangkan diri mereka hak dalam penentuan syariat agama Allah dengan dasar pendapat dan ijtihad mereka sendiri, sehingga mereka merusak sunah Nabi saww dengan apa yang mereka diada-adakan dengan qias dan kebijaksanaan serta penutupan pintu syafa’at dan kemaslahatan yang meluas dan yang lainnya yang merupakan bid’ah mereka yang tidak ada wewenang dari Allah SWT.

Adakah Allah dan Rasul-Nya telah melangkahkan dari penyempurnaan agama dan membolehkan bagi mereka untuk menyempurnakannya dengan ijtihad mereka sehingga mereka boleh menghalalkan dan mengharamkan sebagaimana yang mereka lakukan...? Apakah Anda tidak heran terhadap sebagian kaum Muslim yang mendakwahkan berpegang pada sunah, bagaimana mereka bertaqlid pada orang-orang yang tidak menganal Nabi saww dan tidak pula dikenalnya...?

Adakah mereka mempunyai dalil dari Kitabullah atau sunah Rasul-Nya untuk mengikuti dan bertaqlid pada ke empat Imam pemilik mazhab-mazhab itu? Saya berani menentang pada bangsa manusia dan jin untuk mendatangkan satu dalil/bukti atas hal itu dari Kitabullah atau sunah Rasul-Nya. Demi Allah SWT, sekali-kali mereka tidak akan bisa menunjukkannya walaupun sebagian mereka saling bantu -membantu. Demi Allah, tidak ada satu dalil pun dalam Kitabullah dan sunah Rasul-Nya selain hanyalah untuk mengikuti dan bertaqlid pada para imam suci dari keluarga Nabi saww. Adapun tentang Ahlulbait banyak dalil dan hujjah yang terang serta kebenaran yang nyata.

Maka perhatikanlah wahai orang yang memiliki pandangan. (Qs. al-Hasr:2) Sesungguhnya ia tidak buta pengelihatan tetapi buta hati yang ada dalam dada. (QS. al-Haj:46).



[1] Kitab Ahmad bin Hambal.

Tidak ada komentar: