Menjelang hari besar dan penuh berkah kelahiran penyelamat manusia, Imam Mahdi fa yang dijanjikan (arwah kami menjadi penebusnya), upacara pengukuhan Presiden Republik Islam Iran pagi hari senin (03/8) diselenggarakan dalam suasana penuh semarak dan spiritual. Dalam upacara ini Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei sembari memberikan penghargaan atas peran serta 40 juta rakyat Iran dalam pesta demokrasi 22 Khordad (12/6) dengan mengukuhkan suara rakyat, beliau mengangkat Mahmoud Ahmadinejad menjadi Presiden Republik Islam Iran.
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei dalam hukum pengukuhan periode kedua masa jabatan kepresidenan Mahmoud Ahmadinejad, menyebut peran serta 85 persen rakyat penuh waspada dan kehormatan dalam pemilu presiden periode ke-10 membuktikan harapan, kedekatan, keinginan dan perhatian rakyat penuh kebanggaan Iran kepada usaha selama tiga puluh tahun mereka. Dengan mengucapkan syukur atas rahmat dan keutamaan Allah Yang Maha Bijaksana, suara bulat dan luar biasa rakyat, suara yang melanjutkan wacara penuh berkah dan mulia Revolusi Islam; memerangi kemiskinan, korupsi, diskriminasi dan aristokrasi sebagai usaha tidak kenal lelah dan perlawanan berani menghadapi para kekuatan hegemoni internasional.
Teks hukum pengukuhan kepresidenan Mahmoud Ahmadinejad yang dibacakan oleh Hujjatul Islam Wal Muslimin, Ketua Kantor Pemimpin Besar Revolusi Iran sebagaimana berikut:
Bismillahirrahmanirrahim
Syukur kepada Allah yang kembali menyukseskan Iran yang mulia dan rakyat yang waspada sehingga kita dapat menciptakan gerakan heroik yang bakal dikenang selama-lamanya. 22 Khordad 1388 (12/6/2009) adalah lembaran emas dari buku nasib Iran yang ditulis oleh rakyat kita dengan penuh semangat yang tinggi. Mereka merasa bertanggung jawab untuk senantiasa melindunginya dengan penuh kewaspadaan dan tekad kuat. Peran serta 85 persen rakyat di tempat-tempat pemungutan suara dalam pilpres ini membuktikan betapa kuatnya perasaan kedekatan, keinginan dan perhatian bangsa penuh kebanggaan ini atas usaha keras mereka selama tiga puluh tahun dan membesarkan hati akan harapan kesempurnaan dan penghapusan kekurangan dan penyimpangan darinya.
Semua ini berasal dari rahmat dan keutamaan Allah Yang Maha Bijaksana dan Maha Perkasa. Saya sebagai hamba yang lemah dan tidak mampu serta semua hati yang selalu mengingat-Nya dan khusyuk harus memahami hal ini. Kita harus menundukkan dahi penuh syukur di hadapan Sang Pemberi Nikmat.
Suara bulat dan luar biasa rakyat kepada presiden terpilih dan terhormat adalah suara yang punya kekhususan mencemerlangkan rapor empat tahun pemerintah ke-9. Suara ini juga membuktikan mayoritas suara rakyat tanpa dapat diragukan lagi. Ini adalah suara yang melanjutkan wacara penuh berkat dan mulia Revolusi Islam, suara yang melawan kekuatan-kekuatan arogan dan berdiri kokoh dan berani di hadapan kekuatan-kekuatan hegemoni internasional, suara yang mengajak memberantas kemiskinan, korupsi, diskriminasi dan memerangi aristokrasi, suara kepada hidup sederhana dan kedekatan dengan rakyat dan menghilangkan penderitaan orang-orang lemah dan suara kepada usaha keras tanpa henti dan tak kenal lelah.
Ini adalah bagian-bagian penting yang dituntut oleh rakyat kepada orang yang mereka pilih. Siapa saja yang memiliki kriteria semacam ini bakal disukai dan dengan memanfaatkan pemberian kebebasan yang merupakan hadiah Revolusi Islam kepada bangsa ini mereka akan mendudukkannya di kursi tanggung jawab dan pengaturan.
Menjelang kelahiran penyelamat manusia, Wali Allah yang Agung dan Imam orang-orang saleh, Imam Mahdi fa (ruhku sebagai tebusannya) saya mengucapkan selamat atas hari besar ini dan saya juga mengucapkan selamat atas terpilihnya Doktor Mahmoud Ahmadinejad dalam pemilu presiden periode ke-10. Dengan mengikuti bangsa besar Iran, saya mengukuhkan suara mereka dan pribadi pemberani, pekerja keras dan cerdas ini saya angkat sebagai Presiden Republik Islam. Saya memohon kepada Allah untuk beliau dan timnya mendapat taufik melayani rakyat, berusaha di jalan meninggikan kalimah Islam, mengambil langkah-langkah besar dan yang dapat dikenang sesuai dengan kelayakan bangsa dan negara dan berusaha keras meraih kemajuan dan keadilan. Jelas, suara rakyat dan pengukuhan saya akan tetap berlanjut selama beliau teguh di jalan yang kokoh ini.
Akhirnya, dengan menghormati dan mengagungkan nama dan kenangan Imam Khomeini ra dan para syuhada, bangsa Iran berutang kepada mereka atas segala keberhasilan yang diraih, saya memohon ketinggian derajat dan semoga mereka senantiasa berada dalam rahmat allah.
Wassalamu ‘ala Ibadillahi Al-Shalihin
Sayyid Ali Khamenei
12 Mordad 1388/03 Agustus 2009
Setelah pembacaan surat pengukuhan acara, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Al-Udzma Sayyid Ali Khamenei mengucapkan selamat atas kelahiran penuh kebahagiaan Imam Mahdi fa. Beliau menilai dekatnya hari besar ini dengan upacara pengukuhan hukum kepresiden sebagai kejadian penuh berkah. Beliau menekankan, “Fenomena orisinil, menarik dan patut diperhitungkan mengenai demokrasi agama yang menjelaskan komposisi menakjubkan antara peran serta rakyat dalam pemilu dan perhatian besar mereka akan tolok ukur Islam merupakan jawaban serius akan kebutuhan manusia masa kini.
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei mengingatkan keengganan rakyat berperan serta dalam pelbagai urusan penentuan nasib di masa pemerintahan thagut, bekerjasama dan mendukung para pengaku demokrasi dan pembela hak asasi manusia dengan rezim diktator dan monarki sebelum Revolusi Islam. Ditambahkannya, “Di bawah pancaran revolusi agung, peran serta rakyat di setiap kejadian penting dan kekhusyukan mereka di hadapan hukum ilahi membentuk satu hakikat bernama Republik Islam.”
Sekaitan dengan pembahasan mengenai apakah republik yang didahulukan atau Islam, Rahbar menilainya sebagai pembahasan yang menyimpang dan tidak bermakna. Diingatkannya, “Republik dan Islam adalah dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Karena bersandar pada rakyat dan menghormati keinginan dan suara mereka ada dalam Islam dan bersandarkan pada hukum ilahi.”
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menyebut pelbagai peristiwa selama tiga puluh tahun terakhir membuktikan efektifitas sistem Republik Islam. Beliau menambahkan, “Penyelenggaraan sekitar 30 pemilu yang diikuti oleh beragam aliran politik selama 30 tahun terakhir dan terpilihnya “sistem pemerintahan, undang-undang dasar dan segala pengelolaan pokok negara” oleh suara rakyat menunjukkan sebuah potensi besar yang kebanyakan pemantau luar negeri tidak mampu merasakan dan memahaminya meski mereka tidak berniat buruk.”
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menilai perpindahan kekuasaan dengan tenang dan tanggung jawab eksekutif di tahun-tahun setelah kemenangan revolusi Islam menunjukkan kapasitas sistem yang patut dihargai. Diingatkannya, “Selama ini di sebagian pengelolaan dan kinerja mereka terkadang tampak dimensi dari prinsip sistem, namun revolusi dengan mencerna kasus-kasus ini, praktis memperluas kemampuan mereka dan dengan meningkatkan kapasitas dan pengalaman mereka sehingga dapat melanjutkan jalannya dengan kekuatan lebih”
Beliau menilai demokrasi agama dan komposisi antara Islam dan Republik sebagai rahasia keabadian dan terjaganya Republik Islam dan menekankan, “Dengan keutamaan ilahi dan kewaspadaan rakyat dan para pejabat, hakikat yang terjaga ini akan senantiasa terlindungi.”
Di bagian lain dari pidato Rahbar atau Pemimpin Besar Republik Islam Iran di acara pengukuhan yang penuh semarak menjelaskan pesan-pesan dan pengalaman-pengalaman penting pemilu presiden 22 Khordad (12 Juni).
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menilai bukti kekuatan pemerintahan republik Islam mampu dalam menarik kepercayaan bangsa dan menghimpun lautan manusia sebagai pesan pertama pilpres yang sangat penting.
Sekaitan dengan hal ini beliau menambahkan, “Bertahun-tahun setelah revolusi sebagian menanti pemerintahan Islam menjadi kuno dan tidak mendapat perhatian masyarakat. Namun pilpres terakhir dan peran serta masyarakat dalam pilpres memecahkan rekor dunia, hakikat terang ini menunjukkan bahwa pemerintahan Islam setelah 30 tahun lebih berhasil dan lebih kuat dalam menarik kepercayaan bangsa dan menghimpun mereka. Hakikat murni ini jangan sampai terabaikan hanya karena oleh sebagian peristiwa tidak penting dalam pemilu.”
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei mengatakan adanya kepercayaan timbal balik antara pemerintahan dan rakyat merupakan pesan kedua pilpres 22 Khordad (12 Juni). Disebutkannya, “Terbukanya jalan bagi kehadiran pelbagai aliran politik, dialog dan pembahasan mengenai kecenderungan politik, sejatinya membuktikan kepercayaan diri sistem Islam dan sebaliknya, kepercayaan sistem kepada bangsa.” Dalam hal ini beliau menambahkan, “Masyarakat juga secara timbal balik percaya kepada pemerintahan dan dengan memasukkan suaranya ke kotak-kotak suara, mereka membuktikan perhatian dan sambutan bangsa kepada pemerintahan yang dipilihnya. Hakikat ini menunjukkan bahwa orang-orang yang berbicara masalah ketidakpercayaan masyarakat, bila tidak karena niat buruk, pasti karena kelalaian.”
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menekankan, “Kepercayaan masyarakat adalah modal utama pemerintah dan kami berharap secara serius kepada para pejabat dan wakil-wakilnya di berbagai lapisan dengan perilakunya bisa meningkatkan kepercayaan yang sangat berharga ini secara terus menerus.”
Adanya keceriaan dan harapan dalam diri masyarakat adalah pesan ketiga dalam pilpres terakhir yang disampaikan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran.
Beliau mengatakan, “hati yang mengalami depresi dan putus asa tidak akan masuk dalam arena pemilu. Keikutsertaan para pemuda dengan semarak dan lapisan masyarakat lainnya di tempat-tempat pemungutan suara menunjukkan sebuah harapan mengenai masa depan yang ada dalam masyarakat.”
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran setelah menjelaskan pesan-pesan pemilu 22 Khordad mengamati pelbagai pengalaman dalam peristiwa penting ini.
Sambil mengajak masyarakat dan seluruh pejabat untuk menyeriusi pelbagai pengalaman ini Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menambahkan, “Peristiwa-peristiwa pemilu secara serius menegur kita bahwa musuh senantiasa berada dalam pengintaian dan lalai dari kemungkinan serangannya sangat membahayakan meski dalam kondisi yang paling baik.”
Beliau menilai program dan usaha musuh untuk mewujudkan kekhawatiran dan kesulitan bagi masyarakat merupakan sebuah kenyataan yang bersandar pada informasi. Ditambahkannya, “Pengalaman penting pemilu 22 Khordad adalah bila di kancah politik dan sosial kita saling berburuk sangka, memandang satu sama lain sebagai musuh dan tidak memiliki pemikiran danhati nurani, maka kita akan mendapat serangan dari musuh yang sebenarnya.”
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menekankan, “Seluruh bangsa, jajaran pemerintah, pelbagai tokoh aliran politik, para pecinta negara dan pemerintah, semuanya harus benar-benar sadar dan waspada. Tentunya bangsa selama ini waspada dan tidak mengizinkan musuh mencapai tujuannya dalam suasana kacau.
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei juga mengajak para musuh untuk mengambil pengalaman dari peristiwa-peristiwa terakhir. Ditekankannya, “Musuh harus ketahui bahwa mereka berhadapan dengan bangsa dan pemerintahan seperti apa? Jangan sampai berpikir bisa menundukkan bangsa dengan taktik yang sudah kuno.”
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei mengingatkan, “Musuh jangan sampai berkhayal dengan mengikuti secara salah antara keikutsertaan masyarakat secara besar-besaran dalam revolusi besar tahun 1357 dan dalam satu karikatur gerakan besar tersebut, mereka bisa menyerang pemerintahan Islam. Tidak bisa! Karena sistem ini kokoh dan berakar. Dengan cara-cara seperti ini tidak akan kalah.
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menilai iman dan kewaspadaan bangsa sebagai penghalang keberhasilan musuh. Sambil mengisyaratkan adanya contoh-contoh penyalahgunaan akan keyakinan agama masyarakat dalam sejarah Iran, beliau menekankan, “Masyarakat yang sadar ini tidak bisa ditipu dengan masjid Dhirar dan taklid secara lahiriah kepada Imam Khomeini ra yang tenggelam dalam Al-Quran dari lubuk hati dan jiwanya. Semua ini dikarenakan hati bangsa ini diterangi oleh cahaya iman.”
Pidato Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam acara pengukuhan presiden dilanjutkan dengan penjelasan ujian-ujian pemilu 22 Khordad.
Beliau menilai bangsa Iran yang penuh kebanggaan sebagai pemenang dan lulus dalam ujian ilahi yang besar ini. Dikatakannya, “Kebanyakan masyarakat, para pemuda dan golongan elit ikut dalam pemilu ini karena rasa tanggung jawab, iman, kejujuran dan menyerah di hadapan undang-undang. Merekalah pemenang ujian besar ini.”
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menyebutkan tentang ketidaklulusan sebagian para tokoh dalam peristiwa dua bulan terkahir. Ditambahkannya, pemilu ini tidak meluluskan sebagian para tokoh dan sebagian para pemuda yang dengan kutulusan dan keselamatan telah memasuki kancah, mereka melakukan kesalahan dalam beberapa perkara.”
Beliau mengatakan menghargai secara praktis nikmat besar peran serta rakyat dalam pemilu menjadi ujian bagi presiden terpilih dan para pejabat lainnya. Ditambahkannya, “Presiden yang terhormat yang telah dipilih oleh rakyat dengan jumlah suara luar biasa dan timnya dalam pemerintahan yang akan datang dengan menghargai Islam dan iman bangsa seluruh kemampuan dan usahanya harus dipergunakan untuk memimpim masyarakat dan memajukan tujuan-tujuan revolusi.”
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei di akhir pidatonya menyampaikan poin-poin mengenai tugas-tugas pemerintahan yang akan datang.
Beliau menilai kokoh dan tepat poin-poin pidato Dr. Mahmoud Ahmadinejad dalam acara ini. Ditekankannya, “Pemerintahan yang akan dibentuk harus mengamalkan dan melaksanakan poin-poin ini disertai dengan program dan bersandar pada undang-undang.”
Rahbar menekankan supremasi hukum dan kerjasama tiga badan eksekutif, yudikatif dan legislatif sebagai keharusan mensyukuri nikmat peranserta rakyat mukmin Iran dalam pilpres. Beliau juga menyeru ketiga lembaga tinggi negara ini untuk saling membantu.
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei menilai presiden dan kabinet ke-10 milik seluruh rakyat Iran dan seluruh pemilih dalam pemilu 22 Khordad. Ditambahkannya, “Ini satu kenyataan yang harus diperhatikan dalam setiap program dan penerapan.”
Kepada para pendukung fanatik presiden beliau mengingatkan, “Sesuai dengan dukungan, masih ada dua kelompok lain yang patut diperhatikan; penentang yang marah dan terluka yang selama 4 tahun ke depan akan melanjutkan penentangannya terhdap pemerintah dan kelompok kritis yang tidak punya permusuhan dengan sistem dan presiden. Sudah semestinya pandangan mereka diperhatikan dan saya berharap pada prakteknya juga demikian.”
Rahbar juga menekankan pentingnya membantu dan mendukung mereka yang menjadi korban dalam peristiwa terakhir baik nyawa, harta dan harga diri. Ditambahkannya, “Harus ada dukungan kepada para korban dan siapapun pelakunya harus diselidiki dan di seret ke meja hukum.”
Ayatullah Sayyid Ali Khamenei di akhir pidatonya mengingatkan kekayaan alam yang berlimpah dan dan sumber daya manusia yang dimiliki Iran. Beliau menambahkan, “Kebutuhan dan keterbelakangan masih banyak. Penting berlanjutnya usaha dan kerja keras presiden dan timnya guna memenuhi kebutuhan ini dengan bantuan semua aliran politik yang ada, bahkan para pengritik pemerintah dalam melaksanakan pekerjaan besar dan abadi. Dengan demikian gerakan agung menuju terealisasinya tujuan besar bangsa Iran dapat terus berlanjut.”
Dalam upacara pengukuhan ini, Doktor Mahmoud Ahmadinejad dalam pidatonya menyampaikan garis-garis besar dan prioritas kabinet ke-10 untuk 4 tahun mendatang.
Presiden menjelaskan perbedaan demokrasi Barat dan demokrasi agama. Kekayaan, partai, kampanye dengan biaya besar dan pemanfaatan media demi meraih kekuasaan merupakan kerangka asli demokrasi yang populer di Barat. Ahmadinejad mengatakan, “Dalam sistem demokrasi agama, peran hakiki dan utama adalah rakyat.
Ahmadinejad menekankan, pembentukan sistem Republik Islam dan peran serta rakyat dalam pelbagai pemilu selama 30 tahun lalu merupakan manifestasi sistem demokrasi agama. Diingatkannya, “Kewaspadaan rakyat Iran dalam pilpres periode ke-10 yang diikuti 40 juta pemilih dengan tidak terpengaruh propaganda dan perang urat syaraf luar biasa musuh menujukkan rakyat kembali memilih wacana Revolusi Islam dan jalan Imam Khomeini ra.”
Presiden Ahmadinejad mengucapkan penghargaan yang setulusnya kepada seluruh rakyat Iran, kalangan elit akademisi dan hawzah begitu juga kepada para pemuda, remaja dan ibu-ibu atas kehadiran penuh kesadaran mereka dalam pilpres pemilu. Dijelaskannya, “Pemerintah muncul dari tengah-tengah masyarakat dan pemerintah ini menjadi pelayan 70 juta rakyat Iran dan 40 juta suara pemilih.” Ahmadinejad mengingatkan, “Saya milik semua rakyat dan pelayan mereka serta semua 40 juta pemilih dalam menciptakan fenomena heroik. Saya bangga seluruh bangsa Iran adalah mulia.”
Ahmadinejad menekankan, Iran telah memasuki periode baru dan tengah bersiap melakukan lompatan besar di segala bidang. Ia mengatakan, “Pemilu presiden ke-10 kembali membuktikan kapasitas nasional negara demi menyempurnakan gerakannya menuju kemajuan dan dengan tekad kuat dan memanfaatkan pengalaman 30 tahun lalu kita semua harus saling membantu mengubah Iran Islam menjadi model percontohan.”
Presiden Ahmdinejad menilai keadilan sebagai prinsip pasti dan pusat segala program dan langkah-langkah pemerintah. Ia menambahkan, “Semua rakyat adalah warga kelas satu dan setara dihadapan undang-undang. Tidak ada satu pribadi atau kelompok yang berhak menilai dirinya berada di atas rakyat dan undang-undang dan ingin merampas kepentingan umum.”
Ahmadinejad menyebut penghormatan kepada rakyat dan melindungi hak-hak mereka, pelayanan tulus kepada rakyat, bersih, jujur, berani, kasih sayang dan membela orang-orang tertindas merupakan kekhususan lain dari prinsip pemerintah Islam. Diingatkannya, “Tidak ada faktor yang dapat menghambat pertumbuhan dan ketinggian Iran Islam dan tekad bangsa akan mengalahkan semua keinginan buruk musuh.” Ahmadinejad menambahkan, “Contoh-contoh gamblang kemenangan tekad bangsa dapat ditemukan dalam masalah nuklir. Semakin besar tekanan, bangsa Iran semakin kokoh dan dengan tekad kuatnya mengambil langkah-langkah besar. Di tengah-tengah embargo Iran berhasil meluncurkan satelit Omid ke luar angkasa.”
Setelah itu Presiden Ahmadinejad menyebutkan prioritas kerja kabinet ke-10 di bidang budaya, ekonomi, sosial dan politik luar negeri. Ia mengatakan, “Mereka yang menciptakan kebanggaan bagi Iran di bidang sains, sastra, seni dan para elit akademisi dan hawzah menjadi motor penggerak masyarakat dan kehadiran mereka dalam menyusun program-program yang ada sangat vital.” Ditegaskannya, “Saya mengajak semua, khususnya kalangan elit guna turut serta secara aktif dan satu hari demi menyusun program dan mengelola negara.”
Presiden Ahmadinejad menekankan, gerak cepat menuju kemajuan memerlukan adanya revisi di sebagian struktur, khususnya struktur ekonomi. Ia mengatakan, “Rencana perubahan ekonomi merupakan satu dari rencana besar demi menyelesaikan masalah ekonomi dan langkahnya pertamanya adalah mereformasi sistem perbankan, sistem moneter, sistem distribusi, menaikkan nilai moneter nasional dan penyaluran tepat guna subsidi.” Ahmadinejad menyebut upaya menyelesaikan pengangguran dan perumahaan, khususnya bagi para pemuda, perhatian besar pada produksi nasional dan produksi kekayaan nasional sebagai prioritas ekonomi kabinet ke-10. Diingatkannya, “Kondisi umum masyarakat harus senantiasa tenang, aman, jujur, penuh aktivitas dan gembira serta solidaritas nasional harus terjada di negara ini.”
Sekaitan dengan politik luar negeri kabinet ke-10 Ahmadinejad menegaskan, “Peran serta aktif dan kuat di kancah internasional dan ikut dalam mengelola dunia menjadi pilar utama politik luar negeri.” Sembari mengisyaratkan pernyataan-pernyataan penuh geram sejumlah negara-negara arogan di masa pilpres dan setelah itu Ahmdinejad mengatakan, “Bangsa Iran ahli logika dan dialog berdasarkan asas saling menghormati dan keadilan. Namun tidak akan pernah menerima ketidakjujuran, egoisme dan kekasaran.” Ia kembali menegaskan, “Bila negara-negara ini mau menutupi kesalahan masa lalunya, mungkin ada jalan untuk masuk dalam lingkaran teman bangsa Iran.”
Di akhir pidatonya Ahmadinejad kembali menghargai kenangan para syuhada Revolusi Islam dan Imam Khomeini ra dan mengucapkan terima kasih atas segala tuntunan bijaksana Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam dan ketegasan beliau dalam proses pilpres ke-10 dan setelahnya.”
Dalam upacara pengukuhan ini, Menteri Dalam Negeri Mahsouli dalam sebuah laporan mengenai proses penyelenggaraan pilpres ke-10 mengatakan, “Persiapan pemilu presiden telah dimulai sejak pertengahan tahun lalu berbarengan dengan pengevaluasian pemilu sebelumnya. Depdagri telah berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan segala fasilitasnya dari sisi kuantitas dan kualitas pemilu.”
Sekaitan dengan langkah-langkah yang telah diambil oleh departemennya, Mendagri Mahsouli mengatakan, “Di hari pemilihan dan dengan mencermati peran serta semarak dan luar biasa rakyat dalam pemilu tidak terjadi instabilitas keamanan sedikitpun dan selama masa pencoblosan suara rakyat memasukkan suaranya ke kotak-kotak suara dengan penuh rasa aman.
Sembari mengisyaratkan 4 kali penambahan waktu pemungutan suara hingga pukul 10 malam Mendagri mengatakan, “Hasil pemilu telah diumumkan sejak jam-jam pertama keesokan harinya 23 Khordad (13 Juni). Selain itu, suara yang diraih setiap kandidat telah dipisahkan sesuai kota dan kotak suara dengan perincian sempurna lewat situs informasi Departemen Dalam Negeri.”
Menteri Mahsouli menilai kehadiran para pengawas dari Dewan Garda Konstitusi, wakil-wakil para kandidat dan para investigator Departemen Dalam Negeri di samping para tokoh dan penyelenggara pemilu menjadi penghitungan suara lebih teliti dan diawasi secara bertingkat.
Seraya mengisyaratkan penghitungan kembali 10 persen suara demi menarik kepercayaan sempurna dan menerapkan hasil yang dihitung kembali dengan rekapitulasi suara yang telah diumumkan, Mendagri menambahkan, “Pemilu paling semarak setelah Revolusi Islam dan dengan disetujui Dewan Garda Konstitusi, Mahmoud Ahmadinejad terpilih sebagai Presiden Republik Islam Iran dengan suara mayoritas 24.607.461 suara dari jumlah keseluruhan 39.399.975 suara. Semangat patriotik kehadiran 40 juta dan rekord 85 persen kehadiran rakyat dalam pilpres menciptakan kapasitas baru di hadapan demokrasi agama.”[islammuhammadi/mt/leader]
1 komentar:
Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kita perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu
Posting Komentar